Senin, 01 Desember 2008

Apakah kita memahami bagaimana cinta Allah SWT?

Apakah kita memahami bagaimana cinta Allah SWT?

Mungkin terbersit satu soal: jika Allah SWT, mencintai kita dengan semua ini, mengapa Dia menimpakan musibah dan cobaan?

Allah SWT menimpakan cobaan pada kita agar kita sadar dari maksiat dan ini merupakan cinta Allah SWT.

Selanjutnya, Dia menimpakan cobaan untuk menghapuskan kesalahan kita yang menyebabkan kita masuk neraka dan ini merupakan bagian dari cinta-Nya.

Dia menimpakan cobaan agar kita mengingat nikmat-Nya, kita tahu apa yang akan terjadi jika Dia mengambil nikmat itu dari kita, maka kita akan kembali untuk mengingat dan mensyukuri nikmat-Nya dan ini merupakan bagian dari cinta-Nya.

Dia menimpakan cobaan agar kita mengerti tabiat dunia, lalu merindukan surga dan bertemu dengan-Nya dan ini merupakan bagian dari cinta-Nya.

Dia menimpakan cobaan agar kita ridha dengan perbuatan dan hikmah-Nya dan ini pun merupakan bagian dari cinta-Nya.

Dia menimpakan cobaan agar kita masuk surga tanpa hisab,

"... Sesungguhnya hanya orang-arang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas." (Az-Zumar :10).

Cinta Allah SWT menghalangi Dia untuk membiarkan kita berdiri di hari kiamat, Dia mencintai kita dan tak rela kita menjadi celaka di pemberhentian di hari kiamat.

Mungkin, Dia akan menguji dengan isteri kita. la begitu melelahkan kita, tetapi kita tetap bersabar, mengasihinya, menjaganya, dan tidak mentalaknya, karena kita ingin mencapai surga tanpa hisab. Maka bersabarlah.

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas."

Dia menguji untuk menyucikan kita, karena Dia mencintai kita, ingin agar kita masuk surga. Dia tidak rela kita masuk neraka. Demi Allah, karena cinta, Dia menimpakan sedikit ujian, kemudian ujian itu diubah menjadi nikmat.

Lihatlah keadaan para nabi SAW.

Nabi Nuh as., dihina, dipukul hingga ia terhuyung pingsan karena banyaknya pukulan. Tapi tak lama kemudian dibandingkan dengan umur dunia ia selamat melalui bahtera, dan musuhnya binasa.

Khalilullah Ibrahim SAW dilemparkan ke api, tetapi setelah itu, ia dimuliakan, diangkat derajatnya di antara manusia. Semua manusia mencintai Ibrahim as.

Dan yang akan dibunuh, Nabi Ismail as ia terbaring pasrah karena taat pada Allah SAW, hingga Allah menggantinya dengan tebusan karena Dia menghormati ketaatan dan kesabarannya.

Nabi Ya'qub as., ia kehilangan penglihatan karena sedih berpisah dengan Yusuf as. Tetapi dalam waktu sebentar, Yusuf as., kembali dan Allah pun mengembalikan penglihatannya.

Dan Al-Kalim Musa as., bekerja menggembala kambing hingga sepuluh tahun, lalu Allah mengangkat derajatnya dan menjadikan ia kalimullah (yang diajak bicara Allah SWT).

Nabi Isa as., ibunya yang masih gadis dituduh berzina karena mengandungnya. Namun setelah itu ia dan ibunya menjadi semulia-mulia ciptaan Allah di sisi-Nya pada masa itu.

Nabi Muhammad SAW kemarin ia disebut yatim, manusia menjauh karena keyatiman beliau. la tidak mendapatkan ibu penyusu yang menyusui, ia diusir dan dibuang. Setelah itu ia naik ke langit, ke puncak maqam di sisi Allah SWT. Lalu ia memasuki Mekkah sebagai penakluk, dan berkata pada yang dahulu mengusirnya, “Pergilah dan kalian semua bebas.”

Setelah ini, apakah kita masih ragu dengan cinta Allah SWT atas hamba-Nya???