Kamis, 11 Agustus 2011

Tata Cara Mandi Besar/ Mandi Junub

Ada beberapa riwayat/cara untuk melakukan mandi junub ini.

1. Riwayat Aisyah r.a

“Aisyah r.a. berkata: Sesungguhnya Rasululloh SAW apabila mandi janabat (mandi besar), memulai dengan membasuh kedua tangannya, lalu membasuh kemaluannya dengan tangan kiri, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat, lalu menggosok-gosok kulit kepalanya hingga basah, kemudian mencucurkan air tiga kali pada kepalanya, lalu ke seluruh tubuhnya.” (H.R. Bukhari-Muslim)

2. Riwayat Maimunah r.a., isinya hampir serupa dengan hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah. Perbedaannya adalah MENGGOSOK-GOSOKKAN TANGANNYA KE TANAH. Hadits lengkapnya adalah sebagai berikut,Maimunah berkata, “Aku pernah meletakkan (dalam satu riwayat lain : menuangkan) air untuk Rasulullah untuk dipakai mandi [janabah, 1/ 68] [dan aku menutupnya]. Beliau lalu membasuh kedua tangannya dua atau tiga kali, kemudian menuangkan air [dengan tangan kanannya] atas tangan kirinya, lalu beliau membasuh kemaluan: dan apa-apa yang ada di sekitarnya yang terkena kotoran. Beliau lalu menggosok-gosokkan tangannya dengan tanah (dan dalam satu riwayat: menggosokkannya ke dinding, 1/70; dalam riwayat lain: dengan tangan atau dinding, 1/71 dan 72) [sebanyak dua atau tiga kali] [kemudian mencucinya], lalu berkumur-kumur, mencuci hidungnya dengan air, membasuh wajah dan kedua tangannya [dan membasuh kepalanya tiga kali 1/71], (dalam satu riwayat: berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, hanya saja tidak membasuh kakinya, 1/68), kemudian menyiramkan air ke seluruh tubuhnya, lalu bergerak dari tempatnya dan mencuci kedua kakinya, [kemudian dibawakan sapu tangan kepada beliau, tetapi beliau tidak menggunakannya untuk mengusap tubuhnya (dalam satu riwayat: lalu aku bawakan penyeka/handuk, tapi beliau memberi tanda begini, yang maksudnya beliau tidak memerlukannya), (dalam riwayat lain: lalu aku bawakan kain, tetapi tidak beliau ambil, beliau malah mengibaskan {sisa-sisa air di tubuhnya} dengan kedua tangannya.)].”



Hadits di atas diambil dari Shahih Bukhari di kitab mandi.


Jadi, secara garis besar, berdasar kedua riwayat di atas, urutan mandi besar adalah:

1. Membasuh kedua tangan,

2. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri (tangan kanan mengguyur air ke bagian kemaluan),

3. (Optional) Menggosok-gosokkan tangannya ke tanah,

4. Berwudhu seperti biasa,

5. Membasuh kepala (hingga basah merata di kepala), dan

6. Membasuh seluruh badan.



Untuk perempuan yang berambut panjang dan ikal/lebat, poin (5) akan dirasa menyulitkan karena akan membuat rambut mereka susah kering. Bahkan untuk beberapa perempuan, rambut yg basah akan membuat mereka sakit kepala. Lantas bagaimana solusinya? Ternyata Rasululloh SAW memberi keringanan, dengan cara mengikat rambutnya lalu mencucurkan air di atas kepalanya tiga kali, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut, “Kata Ummi Salam r.a., saya pernah bertanya kepada Rasululloh SAW: “Ya Rasululloh, saya wanita yang berambut panjang dan lebat, apakah saya harus membuka ikatan rambut saya? Nabi SAW menjawab: “Tidak perlu, cucurkan tiga gayung air pada kepalamu, itu sudah cukup.” (H.R. Muslim)


Lalu, siapa yg mesti saya ikuti? Aisyah r.a atau Maimunah r.a? Tidak perlu saling menyalahkan, ikuti saja salah satu, yang membuat anda mantap. Insya ALLOH keduanya benar, karena didasari hadits yg shahih.


Semoga artikel ini bermanfaat.

sumber by http://tausyiah275.blogsome.com/2007/07/26/tata-cara-mandi-besar/

Mandi Junub dan Shaum Ramadhan


Bismillah,


Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan bagi para pasangan suami istri, terutama pengantin baru, adalah bagaimana kondisi junub (hadats besar usai berhubungan suami istri) dengan kelangsungan puasa/shaum itu sendiri. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan bagaimana hukumnya dan tindakan apa yg mesti dilakukan. Tentunya ini semua berdasar contoh Rasululloh SAW.


Hubungan suami istri (tentu saja yg sah, karena dilakukan dengan pasangan yg sah) merupakan hal yg tidak bisa dihindari, bahkan di bulan Ramadhan. Saat perintah puasa/shaum turun, banyak sahabat yg bertanya apakah mereka masih ‘boleh’ berhubungan suami istri, mengingat salah satu hal yg membatalkan puasa/shaum adalah berhubungan suami istri.


Lalu, turunlah ayat berikut sebagai jawaban atas pertanyaan dan keraguan dari para sahabat (dan kaum muslim setelahnya).


Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” Al Baqarah(2):187



Dengan demikian, maka para pasangan suami istri, terutama para pengantin baru, tidak perlu lagi untuk ragu melakukan ibadah (yg seringkali diguyonkan sebagai ‘Sunnah Rasul’) di bulan Ramadhan ini.


Akan tetapi, muncul lagi pertanyaan.

“Saya dan pasangan saya, baru selesai berhubungan suami istri. Tapi kami belum sempat mandi besar, tiba2 adzan subuh sudah berkumandang. Lalu, apakah saya dan pasangan saya masih ‘boleh’ melanjutkan shaum kami?”


Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita tinjau hadits berikut:

Abu Bakar bin Abdur Rahman berkata, “Saya dan ayah ketika menemui Aisyah dan Ummu Salamah. (Dalam satu riwayat: dari Abu Bakar bin Abdur Rahman, bahwa al-Harits bin Hisyam bahwa ayahnya Abdur Rahman memberitahukan kepada Marwan) Aisyah dan Ummu Salamah memberitahukan bahwa Rasulullah pernah memasuki waktu fajar sedang beliau dalam keadaan junub setelah melakukan hubungan biologis (2/234) dengan istrinya, bukan karena mimpi. Kemudian beliau mandi dan berpuasa.” Marwan berkata kepada Abdur Rahman bin Harits, “Aku bersumpah dengan nama Allah, bahwa engkau harus mengkonfirmasikannya kepada Abu Hurairah.” Marwan pada waktu itu sedang berada di Madinah. Abu Bakar berkata, “Abdur Rahman tidak menyukai hal itu. Kemudian kami ditakdirkan bertemu di Dzul Hulaifah, dan Abu Hurairah mempunyai tanah di sana. Lalu Abdur Rahman berkata kepada Abu Hurairah, ‘Saya akan menyampaikan kepadamu suatu hal, yang seandainya Marwan tidak bersumpah kepadaku mengenai hal ini, niscaya saya tidak akan mengemukakannya kepadamu.’ Lalu, Abdur Rahman menyebutkan perkataan Aisyah dan Ummu Salamah. Kemudian Abu Hurairah berkata, ‘Demikian pula yang diinformasikan al-Fadhl bin Abbas kepadaku, sedangkan mereka (istri-istri Rasulullah) lebih mengetahui tentang hal ini.’”



Silakan perhatikan bagian yg dicetak tebal. Di sana, disebutkan bahwa Rasululloh SAW mandi (besar) lalu melanjutkan shaum di hari itu.


Adapun referensi lain adalah sebagaimana di Al Baqarah(2):187,“….Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”


Dengan demikian, bagi para pasangan suami istri yg ‘keasyikan’ ber-sunnah Rasul sehingga belum sempat mandi besar ketika adzan Shubuh berkumandang, maka mereka tidak perlu khawatir dengan ibadah shaum mereka. Solusinya sangatlah mudah:

SEGERA MANDI BESAR DAN LANJUTKAN SHAUM.



Semoga artikel ini bermanfaat.


URI untuk TrackBack artikel ini: http://tausyiah275.blogsome.com/2008/09/05/mandi-junub-dan-shaum-ramadhan/trackback/


  1. Dulu pernah mengikuti pengajiannya ustadz Aam Amirudin di Bandung, ada seseorang yg bertanya “Apakah boleh berhubungan suami-istri di malam takbiran”. Pak Aam menjawab “Boleh”, dengan menjelaskan bbrp hadits, terakhir ditembahkannya “Yang tidak boleh itu berhubungan suami-istri sambil takbiran.” :) )


    Komentar oleh Ananda Putra — September 6, 2008 @ 7:04 pm



  2. Makasih atas infonya..

    Berkarya teruusss…….


    Komentar oleh irham — September 7, 2008 @ 10:21 pm




  3. Setelah aku renungkan hadits dari Aisyah ra. & Ummu Salamah ra. di atas, kenapa wajib mandi junub? Karena harus shalat subuh setelah itu. Dalil-dalil di atas utk kasus: sahur –> berhubungan suami-istri/junub (atau berhubungan suami-istri dulu baru sahur) –> mandi junub –> shalat subuh –> lanjut puasa.

    Tidak mungkin ada kasus: sahur –> shalat subuh –> behubungan suami-istri, karena setelah subuh asudah masuk waktu berpuasa dan haram melakukan hubungan-suami istri ketika berpuasa.

    Tapi dalil-dalil di atas tidak ada yg menjelaskan jika kasusnya spt ini: makan sahur –> shalat subuh –> tidur dan mimpi basah –> bangun –> wajibkah mandi junub krn junub akibat mimpi basah di saat berpuasa???

    Jadi masih timbul pertanyaan di diriku, apakah mandi junub pada saat hendak berpuasa itu wajib karena puasa atau wajib karena harus shalat subuh??


    Mohon pencerahaannya, Pak Ulama.



    Mandi wajib itu karena mesti sholat subuh. Karena kondisi dia yg junub akan ‘menghalangi’ dia untuk sholat, yg membutuhkan mandi besar untuk kondisi bersih dari hadats (terutama hadats besar).

    Jika mandi basah, tetap mesti mandi junub. Hanya saja mimpi basah tidak membatalkan puasa, karena air mani keluar bukan karena ‘kehendak’ ybs. Demikian, semoga jelas adanya.





    Komentar oleh Ananda Putra — September 14, 2008 @ 11:20 pm





  4. sya mau tanya ustadz, seperti referensi web/blog lainnya yang telah saya baca bahwa puasa tidak mensyaratkan kesucian dari hadats besar, dengan kata lain kita diharuskan bersuci dari hadats besar dengan mandi wajib adalah karena akan menghalangi kita melakukan sholat shubuh. Jadi kita sholat shubuh yang mengharuskan kita mandi wajib bukan puasa. Namun jika demikian mengapa wanita haidh tidak dibolehkan puasa, mohon penjelasannya pak ustadz

    wanita haid boleh tidak puasa,karena saat perempuan haid, dirinya berada dalam kondisi yg lemah, terutama karena kurang darah. karenanya perempuan yg haid disarankan banyak mengonsumsi makanan yg ada zat besi. demikian lebih kurangnya.

    Komentar oleh muslim — September 16, 2008 @ 8:54 am




  5. @muslim


    Saya bukan ustadz ataupun ulama, cuma saya mau kasih pendapat saya. Wanita haid tidak boleh puasa menurut saya karena alasan kesehatan. Saya sering lihat adik perempuan saya kesakitan ketika haid. Lagi pula, kalau hukumnya dari Allah SWT sudah spt itu ya gak usah ditanyakan lagi, laksanakan saja, itu berkah dari Allah SWT. :) Ya gak, ustadz Fahmi?


    Komentar oleh Ananda Putra — September 16, 2008 @ 10:39 am


  6. saya mau bertantaya ustad.saya dalam keadaan berpuasa wajib.kemudian saya batalkan puasa karena kepingin berhubungan swami istri.apa kah boleh ya ustad dan bagaimana hukumnya.

    membatalkan puasa dg sengaja, setahu saya dilarang, kecuali karena alasan kesehatan. jika karena ingin berhubungan, mbok yaa ditahan hingga buka puasa tiba :-)

    demikian
    Komentar oleh aril — September 26, 2008 @ 7:59 pm



  7. adohh……………. enak banget setelah aku baca ini,coz mulai kemaren2 aq mandi sebelum subuh..ah……dingin buanget…jadi…aq sering nggak mau melakukukan sunnah nabi..ternyata………nggak pa apa….mandinya setelah agak siang……ya….semoga umur q sampe’ puasa lagi..cihuy…. makacih….ya…..
    Komentar oleh yatimah — January 13, 2009 @ 1:13 pm



  8. Mksh bgt y ustad.pas mw nikah sbnarna udh d terangkan sma penasehat prnikahan tp aq g ingat. Pas aq bca ini,jd ingat apa yg d blg wkt itu.pkoknj thanks a lot y…:)


    Komentar oleh Ui — September 11, 2009 @ 6:06 am



  9. Islam itu sangat mudah.

    Alhamdulillah….akhirnya terang benderang juga.
    Jazakallahu khair….

    Komentar oleh Galang — August 7, 2010 @ 8:10 am


  10. Assalamualaikum..Saya hanya mau memastikan apabila suami isteri melakukan ’sunnah nabi’ maka mandi junub dilakukan sebelum sahur apa sesudah sahur?mohon penjelasan yang rinci ya beserta hadits nya..Wassalam

    wa’alaykumsalam wr wb. boleh dilakukan sebelum atau sesudah sahur, yg jelas saat sholat Subuh sudah mesti bebas dari hadats besar tersebut.demikian.wa’alaykumsalam wr wb

    Komentar oleh pecoss42 — August 14, 2010 @ 11:02 pm


  11. berarti sesudah melakukan hub suami/istri lalu ketiduran sampai pagi…lupa sahur…yg kami tanyakan apakah puasa sy batal atau dilanjutkan saja pak ustad…terima kasih

    lanjutkan saja. yg penting anda segera mandi besar sebelum mendirikan sholat subuh

    Komentar oleh nonot — August 15, 2010 @ 2:35 am


  12. maaf ustd saya mau tanya jika malam saya melakukan sunah rosul terus ketiduran hingga tidak sahur apakah saya tetap boleh puasa dan bagaimana cara mandi besarnya…..makasih

    tidak sahur tetap boleh berpuasa. cara mandi besarnya ada bisa baca di sini.

    komentar oleh mellda — August 18, 2010 @ 8:46 pm


  13. assalamualaikum.. maaf pak ustadz saya sedang berpuasa wajib terus tidak sengaja(dalam mimpi) mengeluarkan mani. apakah saya diwajib kan mandi besar?

    mohon segera dibalas.. thx


    wa’alaykumsalam wr wb. anda mesti segera mandi besar, karena sholat mesti bebas dari hadats besar. mengeluarkan mani termasuk ke dalam hadats besar. lebih cepat lebih baik. demikian

    Komentar oleh yusuf — August 20, 2010 @ 7:51 am



  14. maaf pak ustad tambahan apakah di segerakan. atau menunggu sampai mau sholat

    sebaiknya disegerakan.daripada anda nanti lupa.

    Komentar oleh yusuf — August 20, 2010 @ 7:59 am




  15. Assalamualaikum

    saya hanya ingin menambahkan pertanyaan mas Yusuf di atas…

    apakah hukumnya jika kita secara sengaja tidak menyegerakan mandi junub?…

    apakah puasa kita tetap sah?


    wa’alaykumsalam wr wb

    puasa tetap sah, insya ALLOH. hanya saja, ‘belum bisa’ sholat (Subuh) sampai anda selesai mandi junub

    demikian

    Komentar oleh Hendra — August 21, 2010 @ 1:40 pm


  16. assalamualaikum pak ustadz saya mau nanya bagaimana hukumnya jika saya dan suami masih dalam keadaan junub dan kita tertidur pada saat sahur hingga waktu subuh habis apakah puasa kita sah apa tidak walaupun kita langsung menyegerakan mandi besar padahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 9?

    wa’alaykumsalam wr wb

    puasa anda dan suami insya ALLOH tetap sah.

    hanya saja, sholat subuhnya jadi terlambat, baru bisa dilakukan jam 9 pagi, usai anda berdua mandi junub.

    demikian.
    Komentar oleh Indah — August 22, 2010 @ 6:55 am



  17. Ass Pak Uztad saya mau tanya apabila telah melakukan hubungan suami isteri dibulan puasa,tetapi dgn sengaja menunda mandi junub smpai datang subuh atau sdh sampai pagi,apakah puasanya tetap sah?

    wa’alaykumsalam wr wb. puasa tetap sah, insya ALLOH.

    demikian



    Komentar oleh risma — August 29, 2010 @ 11:43 pm




  18. assalamualaikum..Wr.Wb. Pak Ustad… klo saya sdh niat puasa sunnah ( senin-kamis)dr smalam..kemudian dimalam harinya saya bersetubuh dgn istri…stlh itu tidur dan bangun dipagi hari.dgn keadaan telah kehilangan waktu subuh dan blom juga mandi…apa puasa saya msh pantas dan sah utk diteruskan…???? terimakasih

    wa’alaykumsalam wr wb

    puasa anda boleh diteruskan. jangan lupa segera mandi wajib utk selanjutnya menuaikan sholat subuh.

    demikian

    Komentar oleh udin — May 19, 2011 @ 9:23 am



  19. Aslkm..wr wb

    Mksh pa ustadz atas tulisan yg brmanfaat..
    Ijin copas yh
    Mksh
    Wslm wr wb

    Komentar oleh guntur — August 2, 2011 @ 10:28 am





  20. assalamualaikum pa ustadz..

    saya mau tanya pak ustadz,,,apabila telah berhubungan intim dengan suami trs ketiduran,pas adzan subuh baru mandi itu gimana pak? terus belum baca niat puasa gimana puasanya itu pak..cm semalem niat pengen saur jam 3 trs ketiduran,gimana puasanya…

    terima kasih

    wassalamualaikum wr wb

    wa’alaykumsalam wr wb


    1. tidak apa2 anda mandi waktu adzan subuh, karena puasa TIDAK ADA hubungannya dg mandi besar :-)


    2. niat puasa bisa 2 cara: diucapkan atau cukup dg bersahur (sahur merupakan orang tsb berniat puasa)

    3. tidak apa2 usai sahur ketiduran. lanjutkan puasanya.


    demikian



    Komentar oleh efa — August 8, 2011 @ 7:41 pm




  21. asalamualaikum,

    makasih pak ustad artikelnya bermanfaat

    mohon ijin copas yah

    maksih

    walaikum salam

    Komentar oleh sugiarto — August 11, 2011 @ 2:51 pm

    sumber http://tausyiah275.blogsome.com/2008/09/05/mandi-junub-dan-shaum-ramadhan/

Senin, 08 Agustus 2011

Dasar-Dasar HTML

Dasar-Dasar HTML

Sebuah Web atau Blog tidak bisa lepas dari yang namanya HTML (Hyper Text Mark up Language) karena HTML inilah yang mendasari sebuah web/blog. Walaupun sekarang kita bisa membuat web/blog hanya dengan klak-klik mouse tapi setidaknya kita harus sedikit mengerti tentang dasar-dasar HTML, ya tho?. Dalam tutorial kali ini kita tidak akan membahas tentang semua dasar-dasar HTML tapi kita akan mempelajari tag-tag atau kode-kode penting yang sering digunakan dalam membangun sebuah web/blog misalnya cara membuat link, menampilkan gambar, mengganti warna font, membuat barus baru dll. Ok marikita mulai pelajaranya :

* CARA MEMASUKKAN GAMBAR
kode :
<img src="http://imageshack.us/photo/my-images/196/bajuketat.gif" border="0" height="17" width="90">
keterangan :
yang warna biru adalah lokasi gambar kamu.
height="17" width="90" adalah ukuran lebar dan tinggi gambar
hasil :


* CARA MEMBUAT LINK
Kode :
<a href="http://atosugiarto.blogspot.com" >trik blog </a>
Keterangan :
Text warna biru adalah link yang dituju.
Tulisan "ato blog" adalah tulisan yang ditampilkan.
Jika pingin yang dikasih link bukan tulisan melainkan gambar maka ganti tulisan tersebut dengan kode gambar seperti diatas, sehinga kodenya akan seperti ini :
<a href="http://atosugiarto.blogspot.com" target="_blank"><img src="http://imageshack.us/photo/my-images/196/bajuketat.gif/" border="0" height="17" width="90"> </a>
Jika pingin link yang dituju dibuka dalam window baru maka tambahkan kode target="_blank" setelah kode "http://atosugiarto.blogspot.com"

* CARA MENGETENGAHKAN TEXT/GAMBAR
Kode :
<center>text</center>
Keterangan :
Ganti tulisan "text" dengan tulisan yana kamu inginkan, tau bisa juga diganti dengan gambar

* CARA MEMBUAT BARIS BARU
Kode :
<br>
Keterangan :
Tambahkan kode tersebut sebelum objek (text/gambar) yang dinginkan

* MEMBUAT HURUF TEBAL, MIRING DAN BERGARIS BAWAH
Kode :
<b>text</b>
<i>text</i>
<u>text</u>

Hasil :
Tebal
Miring
Garis Bawah

* MEMBERI WARNA TEXT
<font color="#FF0000"> text </font>
<font color="red"> text </font>

Keterangan :
Ganti text yang dicetak tebal dengan warna atau kode warna kesukaanmu.
Hasil :
Merah
biru

* KODE-KODE WARNA
WarnaKode

#000000

#999999

#FFFFFF

#FF0000

#00FF00

#0000FF

#FFFF00

#00FFFF

#FF00FF

#9900FF

#FF6600




* PENULISAN KARAKTER-KARAKTER KHUSUS
Ada beberapa karakter yang tidak bisa ditulis secara langsung, jika ditulis maka akan hilang atau berubah, jadi untuk menuliskanya harus menggunakan kode-kode tertentu, berikut ini contoh karakter-karakter tersebut :
Karakter
Kode
>
&gt;
<
&lt;
&
&amp;
"
&quot;




sumber by http://trik-tips.blogspot.com